Jumat, 28 Oktober 2016

Data pola penyakit dan kematian di Indonesia




Pendahuluan

Situasi Global
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. PTM juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan di negara-negara maju, menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian PTM pada orang-orang berusia kurang dari 70 tahun, penyakit cardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan diabetes.5 Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes.

Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini. Di sisi lain, kematian akibat penyakit menular seperti malaria, TBC atau penyakit infeksi lainnya akan menurun, dari 18 juta jiwa saat ini menjadi 16,5 juta jiwa pada tahun 2030.4 Pada negara-negara menengah dan miskin PTM akan bertanggung jawab terhadap tiga kali dari tahun hidup yang hilang dan disability (Disability adjusted life years=DALYs) dan hampir lima kali dari kematian penyakit menular, maternal, perinatal dan masalah nutrisi.5
Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular semakin jelas. Diproyeksikan jumlah kesakitan akibat penyakit tidak menular dan kecelakaan akan meningkat dan penyakit menular akan menurun.

PTM seperti kanker, jantung, DM dan paru obstruktif kronik, serta penyakit kronik lainnya akan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2030. Sementara itu penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, Malaria, Diare dan penyakit infeksi lainnya diprediksi akan mengalami penurunan pada tahun 2030. Peningkatan kejadian PTM berhubungan dengan peningkatan faktor risiko akibat perubahan gaya hidup seiring dengan perkembangan dunia yang makin modern, pertumbuhan populasi dan peningkatan usia harapan hidup.4

Situasi Indonesia
Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir menghadapi masalah triple burden diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah ditandai dengan masih sering terjadi KLB beberapa penyakit menular tertentu, munculnya kembali beberapa penyakit menular lama (re-emerging diseases), serta munculnya penyakit-penyakit menular baru (new-emergyng diseases) seperti HIV/AIDS, Avian Influenza, Flu Babi dan Penyakit Nipah. Di sisi lain, PTM menunjukkan adanya kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa selama 12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dimana kematian karena penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian karena penyakit menular semakin menurun (lihat grafik gambar 1). Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut. 
Gambar 1 :Distribusi penyebab kematian menurut kelompok penyakit di Indonesia, SKRT 1995, SKRT 2001, Riskesdas 2007
Sumber : Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

Gambar 1 di atas memperlihatkan bahwa selama tahun 1995 hingga 2007 di Indonesia proporsi penyakit menular telah menurun sepertiganya dari 44,2% menjadi 28,1%, akan tetapi proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi dari 41,7% menjadi 59,5%, sedangkan gangguan maternal/perinatal dan kasus cedera relatif stabil. Menurut profil PTM WHO tahun 2011, di Indonesia tahun 2008 terdapat 582.300 laki-laki dan 481.700 perempuan meninggal karena PTM5.

Gambaran Penyakit Tidak Menular Berdasarkan Data Rumah Sakit
Saat ini di Indonesia, data morbiditas penyakit dari fasilitas kesehatan dikumpulkan dari puskesmas dan rumah sakit. Karena penegakan diagnosis PTM di rumah sakit relatif lebih valid, maka analisis PTM dilakukan terhadap data rumah sakit. Data analisis diperoleh dari laporan rumah sakit melalui Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) edisi 2010 dan 2011 (data 2009 dan data 2010) yaitu RL2B (Rawat Jalan) dan RL2A (Rawat Inap), yang merupakan laporan rumah sakit langsung ke Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Data tahun 2009-2010 diperoleh dari publikasi data mentah SIRS edisi 2010-2011.

Pelaporan RL2A (rawat inap) pada tahun 2009-2010 masih rendah yaitu secara nasional hanya 29,2% pada tahun 2009, kemudian turun menjadi 24,63% pada tahun 2010 rumah Sakit yang mengirim laporan. Begitu juga halnya dengan laporan RL2B (rawat jalan) laporannya dari tahun 2009-2010 masih rendah yaitu 28,37% pada tahun 2009, turun menjadi 26,29% pada tahun 2010 rumah Sakit yang mengirim laporan.



Gambar 2: Rumah Sakit Yang Melapor RL2A dan RL2B di Indonesia tahun 2009 -2010
Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2010-2011

Berdasarkan provinsi, tahun 2009, provinsi dengan rumah sakit yang sama sekali tidak melapor RL2A adalah Provinsi Gorontalo dan RL2B adalah Provinsi Gorontalo dan Papua. Jumlah rumah sakit tersedikit yang melapor untuk pelaporan RL2A adalah Provinsi Papua, Sulawesi Selatan dan Bengkulu sedangkan jumlah rumah sakit yang melapor RL2B adalah Provinsi Sulawesi Selatan, Bengkulu dan Maluku Utara. Jumlah rumah sakit terbanyak yang melapor untuk pelaporan RL2A adalah Provinsi Sulawesi Tenggara, Jambi dan Sulawesi Barat, sedangkan untuk jumlah rumah sakit terbanyak yang melapor RL2B adalah Provinsi Sulawesi Tenggara, Jambi dan DKI Jakarta. Sedangkan untuk tahun 2010, provinsi dengan rumah sakit yang sama sekali tidak melapor RL2A yaitu Provinsi Gorontalo dan Papua Barat sedangkan rumah sakit yang tidak melapor RL2B adalah Provinsi Papua Barat. Jumlah rumah sakit tersedikit yang melapor untuk pelaporan RL2A adalah Provinsi Maluku Utara, Banten dan Papua sedangkan jumlah rumah sakit tersedikit yang melapor RL2B adalah Provinsi Papua, Banten dan Maluku Utara. Jumlah rumah sakit terbanyak yang melapor untuk pelaporan RL2A adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Timur, sedangkan untuk jumlah rumah sakit terbanyak yang melapor RL2B adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.


DAFTAR PUSTAKA
1. Sistem Informasi Rumah Sakit Tahun 2010
2. Sistem Informasi Rumah Sakit Tahun 2011
3. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007
4. Rencana Program Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Tahun 2010 – 2014
5. Global status report on noncommunicable diseases 2010, Geneva, World Health Organization 2011
6.http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0ahUKEwiIsfvf2fzPAhWBtI8KHTuoBzMQFggiMAE&url=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fdownload.php%3Ffile%3Ddownload%2Fpusdatin%2Fbuletin%2Fbuletin-ptm.pdf&usg=AFQjCNGhREbduPq-Fxnm2mimiHYSMr4CWQ


Tidak ada komentar:

Posting Komentar